Bebaca.id, Kutai Kartanegara — Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) terus mendorong penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai pilar utama pembangunan ekonomi berbasis lokal.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, mengungkapkan bahwa dari 193 desa yang ada di Kukar, baru sekitar separuhnya yang memiliki BUMDes aktif dan produktif. Kondisi ini menjadi perhatian serius, mengingat potensi besar yang dimiliki masing-masing desa.
“Kami mendorong desa-desa yang BUMDes-nya belum aktif untuk segera membangkitkan kembali aktivitas usahanya. Ini penting agar pembangunan desa bisa lebih cepat dan kesejahteraan warga meningkat,” ujar Arianto, baru-baru ini.
BUMDes yang telah beroperasi aktif, kata Arianto, bergerak di berbagai sektor sesuai dengan karakteristik dan potensi desa masing-masing, mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan, hingga jasa dan perdagangan.
Tak hanya itu, sejumlah BUMDes juga telah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga, termasuk perusahaan dan kontraktor lokal, sebagai mitra usaha. Namun, Arianto mengingatkan bahwa profesionalitas dan tata kelola yang baik menjadi syarat utama agar BUMDes bisa dipercaya dan berkembang.
“Kerja sama dengan dunia usaha tentu harus dibarengi dengan kesiapan manajerial dari BUMDes itu sendiri. Harus dikelola secara profesional,” tegasnya.
Menurutnya, keberadaan BUMDes yang aktif bukan hanya berperan sebagai penyokong ekonomi, tapi juga sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat. Dengan pengelolaan yang tepat, BUMDes bisa menjadi titik tolak kemandirian desa.
“Kami percaya, ketika desa mampu mengelola potensinya sendiri melalui BUMDes, maka desa akan menjadi penggerak utama pembangunan daerah,” imbuhnya.
Arianto pun mengajak seluruh pemerintah desa di Kukar untuk mengambil langkah konkret dalam mengaktifkan atau merevitalisasi BUMDes yang belum berjalan maksimal.
“Ini bukan sekadar program ekonomi, tetapi jalan menuju kemandirian desa dan peningkatan taraf hidup masyarakat,” pungkasnya. (ADV)
Penulis: Yusuf S A