Bebaca.id, Balikpapan — Inovasi ramah lingkungan kembali hadir dari Kalimantan Timur. Tim riset gabungan dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Yayasan Mitra Hijau (YMH) berhasil mengembangkan Kompor Berbasis Biobriket Alternatif (KOBRA) yang memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai bahan bakar.
Ketua tim riset KOBRA, Yunita Triana, menjelaskan bahwa biobriket ini dibuat dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan limbah kulit singkong sebagai perekat. Pemanfaatan ini berdasarkan potensi besar limbah sawit di Kalimantan Timur, yang menyumbang 33 persen produksi sawit nasional.
“Limbah TKKS bisa mencapai 17 juta ton per tahun, sedangkan limbah pelepah sawit sekitar 10–15 ton per hektare. Dengan 1,3 juta hektare lahan sawit, potensi bahan bakunya sangat melimpah,” ujar Yunita dalam diseminasi riset KOBRA.
Kompor KOBRA juga dilengkapi teknologi Thermoelectric Generator (TEG), yang mengubah panas dari pembakaran biobriket menjadi energi listrik. Listrik ini digunakan untuk menggerakkan kipas, sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran tanpa perlu diipasi secara manual.
“Ini bukan hanya soal memasak. Ini juga tentang efisiensi energi,” lanjutnya.
Dengan biaya produksi sekitar Rp350 ribu, kompor ini diperkirakan mampu menghemat hingga 437.562 kWh energi per tahun. Riset ini dilakukan bersama tim dosen ITK: Riza Hudayarizka, Widi Astuti, dan Riza Hadi Saputra, serta mahasiswa M Bintang Adiputra, M Ihsan Noor Isnan, Yosua Situmeang, Yurischa Deify Utami, dan Hana Fadhillah.
Ketua Dewan Pembina YMH, Dicky Edwin, menambahkan bahwa potensi bioenergi Indonesia mencapai 57 gigawatt, namun baru 2 gigawatt yang dimanfaatkan hingga 2022. Temuan seperti KOBRA dinilai sangat penting untuk mendukung transisi menuju energi baru terbarukan.
Ia juga menyoroti situasi krisis iklim global, di mana rekor suhu panas dunia terus terpecahkan setiap tahunnya. “Tahun 2023 jadi bulan terpanas, lalu dipecahkan lagi pada 2024. Akankah 2025 memecahkan rekor berikutnya?” ujar Dicky.
Menurut data, Indonesia mengalami sekitar 5.400 bencana pada 2023, sebagian besar terkait iklim seperti banjir, kebakaran hutan, dan cuaca ekstrem.
Dengan ancaman krisis iklim yang terus meningkat, KOBRA menjadi salah satu bentuk solusi konkret: menciptakan energi bersih dari limbah sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Sebuah langkah nyata menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Penulis: Yusuf S A