H. Rusli, putra pertama H. Abu

Gotong Royong Perbaiki Jalan di Bone, H.Abu Tunaikan Nazar Sejak Lama

Kutai Kartanegara – H. Abu kembali ke kampung halamannya di Bone, Sulawesi Selatan, seperti biasa untuk mengobati kerinduan yang telah lama terpendam. Setiap kepulangannya selalu membawa tujuan lebih dari sekadar berkunjung; kali ini, ia berniat membantu memperbaiki jalan menuju rumah kediaman keluarga dan para saudara.

Bagi H. Abu dan keluarganya, kepulangan itu bukan hanya soal rasa rindu, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral dan sosial terhadap kampung halaman. Mereka percaya, memperbaiki infrastruktur seperti jalan desa adalah cara nyata menghidupkan kembali ikatan komunitas dan memudahkan aktivitas sehari-hari warga.

Namun, niat baik itu sempat dipersoalkan oleh sebagian pihak. Di media sosial, tersebar kabar miring yang mengaitkan kegiatan tersebut dengan kepentingan politik dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Tudingan itu langsung dibantah oleh H. Rusli, putra pertama H. Abu. “Bapak memang niatkan ini sebagai ibadah di kampung halamannya. Sudah menjadi kebiasaan setiap tahun, bukan hanya di Bone, tapi juga di Kukar,” ujarnya, Rabu pekan lalu. Menurut Rusli, perbaikan jalan itu bukan program pemerintah atau bagian dari agenda politik, melainkan inisiatif pribadi keluarga.

Bagi warga sekitar, H. Abu dikenal sebagai dermawan yang rutin membantu memperbaiki fasilitas umum, mulai dari jalan hingga masjid. “Bapak selalu bilang, rezeki itu harus kembali ke masyarakat,” kata Rusli, yang juga kakak dari Rendi Solihin.

Meski niat mereka tulus, keluarga H. Abu menyadari tak semua orang memandangnya dengan cara yang sama. “Kalau pun ada yang menganggap ini salah, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Tidak ada niat lain selain menunaikan nazar yang sudah bertahun-tahun kami simpan untuk kampung halaman,” kata Rusli.

Nazar itu sendiri lahir dari rasa syukur dan kerinduan mendalam kepada tanah kelahiran. “Ini janji kepada Allah dan masyarakat, bukan janji politik. Nazar itu harus dipenuhi, walau kadang orang tidak memahami,” ujarnya.

Tudingan di media sosial tidak mengurangi semangat keluarga H. Abu untuk terus berbuat baik. “Kami berharap masyarakat bisa melihat niat tulus kami ini dengan hati yang terbuka. Politik datang dan pergi, tapi kepedulian dan kebaikan harus tetap berjalan,” tutup Rusli dengan harapan agar semua pihak dapat saling memahami dan mendukung.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram