Bebaca.id – OpenAI kembali membuat gebrakan dengan memperkenalkan fitur terbaru di ChatGPT yang memungkinkan chatbot tersebut tidak hanya merespons perintah, tetapi juga “berpikir” dan “bertindak” secara mandiri atas nama pengguna.
Langkah ini menjadi bagian dari transformasi besar dalam cara manusia berinteraksi dengan teknologi digital. Para pemain besar industri teknologi, termasuk OpenAI dan Google, tengah berlomba menghadirkan asisten digital yang benar-benar mampu mengambil alih sejumlah aktivitas pengguna di dunia maya.
Seperti dilansir CNN pada Selasa (22/7/2025), fitur baru yang diumumkan OpenAI pada Kamis (17/7) memungkinkan ChatGPT menjalankan instruksi kompleks melalui sistem komputer virtualnya sendiri. Fitur ini menjadi penanda bahwa pengembangan kecerdasan buatan telah memasuki fase lebih canggih, sekaligus memperketat persaingan dengan Google yang mengembangkan asisten serupa melalui Gemini.
Dalam praktiknya, pengguna dapat memberikan perintah seperti, “Periksa kalender saya dan ringkas pertemuan klien besok berdasarkan berita terbaru,” atau “Rancang dan belanjakan bahan makanan untuk menu sarapan Jepang untuk empat orang.” ChatGPT akan memproses instruksi tersebut dan menyelesaikannya tanpa perlu interaksi tambahan.
Dalam sebuah video demonstrasi, tim OpenAI menunjukkan bagaimana chatbot ini dapat membantu merancang pernikahan, termasuk memilih pakaian sesuai dress code hingga menyusun daftar hotel terdekat untuk akomodasi.
Fitur canggih ini sementara hanya tersedia bagi pengguna layanan berbayar seperti ChatGPT Pro, Plus, dan Tim. Teknologi tersebut dibangun di atas dua fitur yang sudah ada: Operator, yang menjelajahi internet, dan Deep Research, yang menganalisis data daring untuk menghasilkan output kompleks seperti laporan atau rekomendasi.
OpenAI menyebut pembaruan ini sebagai bagian dari visinya menjadikan ChatGPT sebagai asisten digital universal yang bisa diandalkan untuk berbagai kebutuhan.
Namun, kemajuan ini juga datang dengan tantangan. Dunia AI masih menghadapi persoalan mendasar, mulai dari halusinasi, bias, hingga perilaku tak terduga. Salah satu contohnya baru-baru ini terjadi saat Grok, chatbot buatan xAI, memberikan konten antisemit ketika diminta oleh pengguna.
Sumber: https://inet.detik.com/cyberlife/d-8023402/update-terbaru-chatgpt-sudah-bisa-berpikir-dan-bertindak