Follow:

Baca Berita Terbaik di sini!

Search
Close this search box.
Foto: Museum Nelayan Desa Pela.

Museum Nelayan di Pela menjadi Satu-Satunya Yang Ada di Indonesia

Bebaca.id, TENGGARONG – Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pela, Alimin Azarbaijan menyampaikan, bahwa masyarakat sekitar akan membangun museum Nelayan Pela agar menjadi tempat berkunjung bagi para pelancong wisata.

Tik hanya menikmati suasana alam dengan matahari terbenam di Danau Semayang, wisatawan yang datang ke Desa Pela Kecamatan Kota Bangun bisa memperoleh edukasi seputar nelayan dan Pesut.

Ia menjelaskan, bahwa Museum Nelayan di Pela menjadi satu-satunya yang ada di Indonesia. Sebab, di dalamnya telah disuguhkan berbagai macam alat tangkap nelayan air tawar, juga literasi soal pesut mahakam.

Dengan lahirnya museum tersebut berawal dari sosialisasi bersama Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

“Waktu kita diskusi diminta tolong di Pela ini ada tempat yang isinya alat tangkap nelayan ramah lingkungan. Kemudian dengan Kades dan Pokdarwis memikirkan apa yang bagus untuk dilakukan. Jadi kami pilihlah Museum Nelayan, sebagai branding di desa kita,” kata Alimin.

Selain itu, bangunan Museum Nelayan Pela terdiri dari dua lantai. Kemudian, alat tangkap yang ditampilkan juga merupakan alat-alat yang ramah lingkungan.

Pihaknya juga memasang konten edukasi literasi dengan dua bahasa yang dipajang di dinding, Inggris dan Indonesia. Konten tersebut akan memberikan penjelasan informasi mengenai pesut dan alat tangkap nelayan.

Hadirnya museum tersebut tidak terlepas dari bantuan dari beberapa pihak, diantaranya seperti Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI).

Dan untuk pembuatannya tidak perlu dari awal, sebab sudah ada rumah kosong milik warga yang disulap menjadi museum.

“Jadi ini berdirinya di 2020, sedangkan konsep awal di 2018. Pada 2021 sudah menggunakan barcode, jadi sudah digitalisasi juga,” jelasnya.

Kelestarian ikan maupun Pesut Mahakam di Pela diharapkan tetap terjaga dengan hadirnya Perdes, dan harapannya dapat menjadi kearifan lokal desa dengan melibatkan pemangku adat untuk edukasi bagi masyarakat. (Adv/BAP/Disparkukar)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram