Potensi Besar Kelapa Sawit di Muara Badak, Ahmad Yani Dorong Pembangunan Pabrik Pengolahan

Penulis : Sultan AL

TENGGARONG – Ketua DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) Ahmad Yani memimpin langsung Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama masyarakat Muara Badak, khususnya kelompok tani yang berfokus pada perkebunan kelapa sawit, Jumat (8/8/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Ahmad Yani mengungkapkan bahwa Muara Badak memiliki potensi besar di sektor perkebunan kelapa sawit yang dapat memberikan manfaat signifikan bagi perekonomian daerah. Namun, ia menyoroti adanya permasalahan pada salah satu perusahaan pengelola pabrik kelapa sawit di wilayah tersebut.

“Potensinya sangat besar, namun yang menjadi masalah adalah ada perusahaan yang selama ini membangun pabrik dan sudah beroperasi, ternyata di internalnya banyak pelanggaran. Operasionalnya pun tidak berjalan sesuai harapan,” ujarnya.

Akibat permasalahan internal, komitmen kerja sama antara perusahaan dan petani kelapa sawit tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini membuat masyarakat merasa dirugikan.

“Masyarakat dirugikan karena perjanjian awal kerja sama dengan pabrik tersebut tidak terlaksana akibat manajemen PT Suan yang bermasalah,” katanya.

Menurut Ahmad Yani, pencabutan izin perusahaan tersebut dilakukan sesuai prosedur setelah Dinas Perkebunan Kukar melakukan pengawasan ketat dan memberikan teguran keras.

“Dinas Perkebunan sudah melakukan pengawasan, termasuk memberikan teguran. Karena pelanggaran perizinan dan operasional yang tidak sesuai, akhirnya izin perusahaan dicabut,” jelasnya.

Dengan dicabutnya izin PT Suan, Ahmad Yani mendorong agar ke depan pengelolaan industri kelapa sawit dapat dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kukar, salah satunya PT Tunggang Parangan, untuk membangun pabrik di Muara Badak.

“Kami berharap setelah izin PT Suan dicabut, bisa ada kerja sama dengan BUMD, termasuk Tunggang Parangan, untuk membangun pabrik pengolahan sawit dan mengelola industri hijau di wilayah tersebut,” tambahnya.

Ia menegaskan, kebun sawit di Muara Badak sudah memasuki tahap produksi, bukan sekadar penanaman. Hal ini menjadi alasan kuat untuk membangun pabrik yang dapat memfasilitasi petani menjual hasil sawit dengan nilai jual lebih tinggi.

“Potensi kebunnya luar biasa. Saat ini sudah produksi, jadi sangat penting ada pabrik pengolahan di sini,” tuturnya.

RDP tersebut juga melibatkan pihak perbankan, seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank Kaltimtara, guna membantu pembiayaan para petani sawit.

“Kami mengundang pihak perbankan agar dapat membantu pembiayaan sesuai kebutuhan petani,” ujar Ahmad Yani.

Di akhir pernyataannya, ia mengapresiasi langkah pemerintah daerah untuk mendorong pembangunan pabrik pengolahan sawit, baik melalui BUMD maupun kerja sama dengan pihak swasta.

“Kami mengapresiasi langkah ini dan berharap pembangunannya dapat segera terealisasi demi kesejahteraan petani kelapa sawit di Muara Badak,” pungkasnya.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram