Follow:

Baca Berita Terbaik di sini!

Search
Close this search box.
Foto: Imam Besar Masjid Al Aqsa, Syekh Ekrima Sabri.
Foto: Imam Besar Masjid Al Aqsa, Syekh Ekrima Sabri.

Upaya Israel Mengubah Status Quo Masjid Al Aqsa

Jakarta – Syekh Ekrima Sabri, selaku Imam Besar Masjid Al Aqsa, baru-baru ini merasa sangat khawatir atas tindakan Israel yang terus mengizinkan pemukim Yahudi untuk melakukan serbuan ke Masjid Al Aqsa.

Menurutnya, intensifikasi serangan semacam ini merupakan bagian dari upaya yang lebih besar dan sistematis untuk mengubah status quo yang telah lama berlaku di tempat suci tersebut.

Serangan terbaru yang dipimpin oleh Menteri Israel dari sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, bersama lebih dari 2.000 pemukim Yahudi, dilihat sebagai bukti nyata dari strategi ini.

Ben-Gvir dan para pemukim menyerbu Masjid Al Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel, dengan dalih memperingati ‘kehancuran kuil kuno Yahudi’.

“Para pemukim memanfaatkan ‘hari besar Yahudi’ untuk memaksakan fait accompli (ketentuan yang sudah ditetapkan; status quo) baru di tempat suci tersebut,” ujarnya, dikutip dari detik.com.

Tindakan ini tidak hanya memicu ketegangan di antara warga Palestina di wilayah tersebut, tetapi juga mengundang reaksi keras dari berbagai pemimpin Muslim, termasuk Syekh Sabri.

Menurutnya, upaya ini tidak dapat dipisahkan dari keinginan Israel untuk bisa memperkuat cengkeraman atas Yerusalem, terutama di area-area yang dianggap sakral oleh umat Muslim.

Ia menyebutkan bahwa tindakan ini sebagai serangan langsung terhadap kesucian tempat ibadah dan pelanggaran terang-terangan atas hak-hak umat Muslim untuk beribadah dengan damai di Masjid Al Aqsa.

Lebih jauh, penyerbuan ini dianggap bukanlah insiden yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari pola-pola yang berulang kali, di mana Israel mencoba memberlakukan fait accompli atau situasi yang sudah jadi.

Melalui tindakan-tindakan semacam ini, Israel berusaha untuk secara perlahan mengubah status quo yang telah lama dihormati, dengan harapan bahwa dunia internasional akan menerima perubahan ini sebagai sesuatu yang tak terhindarkan.

Penutupan akses bagi jemaah Muslim yang ada di Palestina oleh polisi Israel selama serbuan pemukim dipandang sebagai langkah yang disengaja untuk mengkonsolidasikan kontrol Israel atas Masjid Al Aqsa.

Tindakan semacam ini tentunya, mengancam stabilitas di Yerusalem dan dapat memicu ledakan kekerasan yang lebih luas.

Namun, Syekh Sabri menekankan jika semua pelanggaran yang dilakukan Israel ini tidak akan mampu mengubah aturan di Masjid Al Aqsa. Ia menegaskan bahwa masyarakat Yerusalem, dan umat Muslim di seluruh dunia, akan terus mempertahankan masjid ini dengan segala cara.

Pernyataan tegas dari Syekh Sabri ini adalah pengingat bahwa Masjid Al Aqsa bukan hanya sebuah bangunan saja, tetapi juga simbol dari perlawanan dan identitas bagi umat Muslim di Palestina.

Selama serangan terhadap tempat suci ini terus berlangsung, ketegangan di Yerusalem dipastikan tidak akan mereda, dan setiap upaya untuk mengubah status quo hanya akan memperburuk konflik yang sudah lama berlangsung.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram