Follow:

Baca Berita Terbaik di sini!

Search
Close this search box.
Foto: Ketua Asosiasi Duta Wisata Indonesia (ADWINDO) Kukar, Catur Sefti Nanda Palinggi.

Bukti Sukses Ekowisata di Tengah Megaproyek IKN Nusantara

bebaca.id, TENGGARONG – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara membawa angin segar bagi sektor pariwisata di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Dengan proyek besar ini, daerah tersebut mendapatkan sorotan yang semakin luas, membuka peluang besar untuk mengembangkan pariwisata lokal.

Ketua Asosiasi Duta Wisata Indonesia (ADWINDO) Kukar, Catur Sefti Nanda Palinggi, menyampaikan bahwa megaproyek IKN Nusantara menjadi momentum penting bagi Kutai Kartanegara untuk meningkatkan promosi wisata, terutama dalam memperkenalkan tiga pilar budaya yang terdiri dari pesisir, pedalaman, dan keraton.

“IKN adalah peluang emas yang akan menarik banyak pengunjung. Kita harus mampu memanfaatkan kesempatan ini dan mengubahnya menjadi nilai ekonomi yang signifikan,” ujar Catur.

ADWINDO Kukar pun tidak tinggal diam. Mereka gencar berkolaborasi dengan berbagai komunitas, organisasi pemuda, dan pemerintah daerah untuk memperkuat promosi wisata. Salah satu fokus utama adalah pengembangan pariwisata berbasis ecotourism, yang menawarkan pengalaman eksplorasi alam dan interaksi dengan kehidupan masyarakat lokal.

Konsep ecotourism yang diterapkan di Kutai Kartanegara dirancang untuk memberikan daya tarik wisata yang berkualitas, dengan tujuan utama menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Catur menekankan pentingnya memaksimalkan potensi ini melalui promosi budaya, wisata alam, dan wisata pendidikan yang intensif.

Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri memiliki potensi besar dalam pengembangan desa wisata. Tersebar di 20 kecamatan, beberapa desa wisata di daerah ini sudah menunjukkan prestasi yang patut diacungi jempol. Salah satu contohnya adalah Desa Pela yang berhasil meraih penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Keberhasilan Desa Pela tidak terjadi secara instan. Sejak 2018, desa ini menerapkan peraturan ketat untuk menjaga habitat pesut Mahakam, yang menjadi daya tarik utama wisatawan. Langkah ini termasuk larangan praktik penangkapan ikan ilegal dan penggunaan alat tangkap modern yang dapat merusak lingkungan.

Hasilnya, Desa Pela kini menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun internasional. Catur berharap, kesuksesan Desa Pela dapat menjadi model dan inspirasi bagi desa wisata lainnya di Kutai Kartanegara.

“Pengembangan desa wisata di Kukar memiliki potensi yang luar biasa. Pemerintah perlu menetapkan beberapa desa sebagai proyek percontohan yang didukung dengan pelatihan dan pembinaan, karena kearifan lokal kita adalah daya tarik yang tak ternilai,” tambah Catur.

Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata juga menjadi prioritas. Pelatihan dan sertifikasi bagi pemandu wisata dianggap sangat penting agar mereka tidak hanya mampu memandu, tetapi juga mempromosikan destinasi wisata melalui media sosial.

“Dengan pelatihan ini, kita bisa memastikan potensi wisata kita diketahui oleh lebih banyak orang, dan wisatawan pun akan merasakan sambutan yang hangat selama kunjungan mereka,” tutupnya.

Penulis : Reihan Noor

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram