Bebaca.id, TENGGARONG – Perjuangan panjang masyarakat Kutai Kartanegara segera menemukan titik terang. Ruas jalan nasional di RT 4, Dusun Margasari, Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, yang mengalami longsor parah, ditargetkan rampung pada Desember 2024.
Jalan ini bukan sekadar jalur penghubung, tetapi menjadi urat nadi transportasi antara Kota Tenggarong dan Samarinda. Longsor yang terjadi di sekitar bantaran Sungai Mahakam telah melumpuhkan mobilitas masyarakat selama berbulan-bulan.
Pemerintah kini berupaya keras mempercepat perbaikan, menjadikan target akhir tahun sebagai prioritas utama demi memulihkan akses vital ini.
“Kami menargetkan perbaikan selesai pada Desember 2024, sehingga masyarakat dapat kembali menggunakan jalur ini tanpa kendala,” ujar Pjs Bupati Kutai Kartanegara, Bambang Arwanto, Minggu (3/11/2024).
Ia menjelaskan, meskipun proyek ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah tetap memainkan peran penting dalam menangani dampak sosial dari kerusakan jalan tersebut.
Salah satu langkah konkret yang diambil oleh pemerintah daerah adalah membuka jalur alternatif bagi masyarakat yang terdampak.
“Sebagai pemerintah daerah, kami wajib mencarikan solusi bagi masyarakat. Kami membuka jalur alternatif, namun jalur ini cukup jauh dan beberapa bagian masih perlu perbaikan,” ungkapnya.
Jalur alternatif ini, meskipun menjadi pilihan utama bagi warga sekitar, masih memerlukan banyak pembenahan agar dapat dilalui dengan lancar oleh kendaraan.
Meskipun begitu, ini menjadi satu-satunya solusi sementara untuk menghindari kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi perbaikan jalan utama.
Bambang juga menyoroti kondisi lalu lintas yang padat meskipun perbaikan jalan masih berlangsung. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya jalan tersebut bagi masyarakat dan sektor transportasi lokal.
Saat ini, kendaraan kecil masih belum bisa melintas di jalan yang amblas, namun pihak kontraktor sudah diminta untuk segera melakukan pengerasan jalan agar dapat digunakan kembali oleh kendaraan ringan.
“Kita lihat ramai sekali pengguna jalan ini. Oleh karena itu, kami meminta kontraktor segera melakukan pengerasan agar mobil kecil bisa melintas,” lanjutnya.
Selain membuka jalur alternatif, pemerintah daerah juga telah menjalin komunikasi dengan pihak perusahaan tambang, PT Multi Harapan Utama, yang beroperasi di Loa Kulu.
Tujuannya adalah untuk meminta izin penggunaan jalan hauling milik perusahaan tersebut sebagai jalur darurat.
Jalan hauling ini berpotensi menjadi solusi sementara bagi kendaraan berat yang perlu melintasi area tersebut, terutama dalam situasi darurat atau kebutuhan logistik mendesak.
Namun, penggunaan jalan hauling ini akan dibatasi secara ketat, mengingat setiap harinya jalur tersebut dipadati oleh truk bermuatan batu bara. “Penggunaan jalur ini akan dibatasi karena setiap hari ada 116 truk batu bara yang melintas,” jelas Bambang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kutai Kartanegara (Kadishub Kukar), Junaidi, menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak lalu lintas selama proyek perbaikan berlangsung.
Rekayasa lalu lintas telah diterapkan, termasuk pemasangan portal dan rambu-rambu untuk membatasi kendaraan besar melintasi jalan yang sedang diperbaiki. Langkah ini diambil untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada infrastruktur yang ada.
“Kami sudah melakukan rekayasa lalu lintas dan memasang portal untuk kendaraan besar. Kami juga berterima kasih kepada masyarakat yang telah membantu mengurai kemacetan,” ungkap Junaidi.
Ia juga mengapresiasi kesabaran dan kerja sama warga sekitar dalam menghadapi situasi ini, sambil berharap proyek perbaikan bisa segera selesai sesuai target. (*)