Kutai Kartanegara – Jembatan legend di Kutai Kartanegara menjadi saksi kemacetan luar biasa pada Sabtu pagi (21/9/2024). Ribuan kendaraan tampak terjebak macet tanpa pergerakan selama dua jam, menyebabkan lalu lintas di kawasan tersebut lumpuh total.
Keramaian ini terjadi akibat adanya dua acara besar yang berlangsung secara bersamaan di Kecamatan Tenggarong dan Tenggarong Seberang. Sehingga, kepadatan arus lalu lintas mulai terasa sejak pukul 07.00 WITA.
Acara pertama adalah pembukaan Erau Adat Pelas di Museum Mulawarman dan Stadion Rondong Demang Tenggarong yang dimulai pukul 08.00 WITA. Sementara, acara lainnya adalah deklarasi salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara.
Kegiatan deklarasi ini disertai dengan jalan sehat dan senam di Halaman Gedung Putri Karang Melenu, Tenggarong Seberang, pada pukul 06.00 WITA. Sehingga, membuat jalan-jalan di Tenggarong menjadi sangat padat.
Kendaraan mengular dari jalan poros hingga badan Jembatan Kutai Kartanegara, membuat pengendara harus bersabar macet-macetan hingga dua jam lamanya. Seperti halnya Audy, seorang pengendara yang hendak menuju ke Kota Samarinda.
Wanita muda ini terpaksa harus geleng-geleng kepala karena perjalanannya untuk berkuliah, jadi terhambat. Dia turut merasakan dampak dari kemacetan ini.
“Saya tidak bisa bergerak sama sekali, padahal sudah dari jam 07.00 WITA saya berangkat. Telat sudah saya kuliah dan takut karena ini jembatan penuh banget, kata orang di ujung juga goyang,” keluhnya saat ditemui awak media, Sabtu (21/9/2024).
Tak hanya Audy, pengendara lain juga turut merasakan hal yang sama. Nugraha, yang berencana menuju Kota Samarinda, terpaksa harus memilih jalur sungai. Dia menyeberang ke Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, menggunakan kapal feri dari Kelurahan Mangkurawang, Tenggarong.
“Seharusnya panitia pelaksana acara lebih memerhatikan koordinasi mereka terhadap pengaturan lalu lintas. Kami semua dirugikan kalau seperti ini,” tegasnya.
Pada pukul 09.00 WITA, pihak kepolisian pun akhirnya berhasil melancarkan arus lalu lintas di kawasan Jembatan Kutai Kartanegara. Namun, hingga siang hari, kemacetan masih terpantau sangat padat di beberapa titik di Tenggarong dan Tenggarong Seberang.
Banyak pengendara yang terpaksa harus mencari rute alternatif, seperti melewati jalur penyeberangan feri atau melalui Loa Janan. Bahkan ironisnya, ambulans yang ingin lewat daerah macet itu benar-benar tidak bisa lewat.
Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi penyelenggara acara besar di daerah tersebut agar lebih memperhatikan persiapan dan koordinasi, terutama dalam menangani arus lalu lintas yang bisa berdampak pada kenyamanan masyarakat luas.