Samarinda – Penyelidikan mendalam untuk mengetahui asal mula penyebab keracunan yang dialami oleh puluhan anggota KPPS di wilayah Sambutan harus dilakukan. Hal itu dikatakan dr. Osa Rafshodia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Samarinda.
Menurutnya, penelusuran dilakukan sebagai upaya untuk menangani kasus ini. Pasalnya, tidak semua keracunan berasal dari makanan. Bisa saja penyebab keracunan karena faktor lain, seperti tempat yang tidak higienis.
Ia menegaskan bahwa salah satu penyebab potensial keracunan makanan adalah kondisi makanan yang tak penuhi standar keamanan. Ini dapat melibatkan kurangnya kebersihan dalam penyimpanan atau persiapan makanan.
“Keracunan ini tidak hanya dari makanan saja, bisa dari minumannya, tempat kehigienisan kotaknya, dan sebagainya,” ujarnya.
Maka dari itu, harus dilakukan tindakan dan penyelidikan secara menyeluruh, termasuk pengambilan sampling dari makanan dan memeriksa kebersihan tempat penyimpanan.
“Utamanya pasti mengambil sampling dari makanan saat itu, tapi untuk kasus ini harus dilakukan penyelidikan menyeluruh, dengan memeriksa faktor lainnya,” jelasnya.
Ia menyebut, gejala yang ditimbulkan seperti pusing, mual, hingga diare merupakan gejala yang mirip dengan keracunan makanan. Akan tetapi, Osa menyampaikan perlu penelusuran lebih lanjut terkait hal tersebut.
“Kalau penanganan kita merujuk ke korbannya. Memang benar itu tanda-tanda gejala keracunan makanan, namun belum bisa mengarah pada diagnosa keracunan makanan,” tegasnya.
Dalam menghadapi potensi kasus serupa di masa depan, ia memberikan imbauan pada masyarakat agar tetap menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum makan, selalu membawa hand sanitizer kemana pun.
“Pastikan alat makan bersih, kumpulkan sisa makanan agar tidak tercecer sembarangan,” tambahnya.
Pihak Dinkes Samarinda juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam melaporkan segera jika ada gejala serupa atau informasi terkait.