Bebaca.id – Festival Maha Kumbh Mela 2025 di Prayagraj, Uttar Pradesh, India, yang seharusnya menjadi perayaan spiritual, berubah menjadi tragedi. Rabu (29/1/2025) pagi, sedikitnya 15 orang tewas dan lebih dari 70 lainnya luka-luka akibat desak-desakan saat ritual mandi suci di titik pertemuan Sungai Gangga dan Yamuna.
Kericuhan terjadi ketika jutaan peziarah berbondong-bondong melakukan amrit snan, ritual mencelupkan diri ke sungai yang diyakini dapat menyucikan dosa. Kepadatan yang tak terkendali menyebabkan banyak orang terjatuh dan terinjak-injak di tengah kerumunan.
Maha Kumbh Mela adalah festival keagamaan terbesar di dunia, digelar setiap 12 tahun sekali dan dihadiri oleh puluhan hingga ratusan juta umat Hindu. Tahun ini, jumlah peserta diperkirakan mencapai lebih dari 100 juta orang.
Insiden ini mengingatkan pada tragedi serupa dalam Maha Kumbh Mela 2013, di mana kepadatan massa di sebuah stasiun kereta menewaskan 26 orang.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah meminta agar para korban segera mendapatkan pertolongan. Sementara itu, Menteri Senior Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, mengimbau para peziarah untuk menghindari titik pertemuan dua sungai demi keselamatan.
“Silakan ikuti arahan otoritas setempat dan jangan terpengaruh oleh rumor. Saat ini, mandi suci masih berlangsung dengan tertib di berbagai ghats,” tulisnya di akun X, dikutip dari Hindustan Times.
Setelah insiden ini, ritual mandi suci dihentikan sementara untuk menghindari korban lebih lanjut. Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan suasana panik, dengan orang-orang berusaha menyelamatkan diri, beberapa di antaranya menangis histeris.
Vivek Mishra, seorang konten kreator yang berada di lokasi, menceritakan bagaimana kepanikan terjadi di tengah kerumunan.
“Banyak orang membawa barang-barang mereka dan tidak tahu harus ke mana setelah mandi. Saya sendiri terjatuh karena tersandung tempat sampah, sepatu saya hilang, dan kaki saya cedera. Saya mencoba menyelamatkan orang tua saya dan seorang wanita yang tergeletak di tanah,” ujarnya.
Tim reaksi cepat telah diterjunkan untuk menangani situasi. Pihak berwenang kini berupaya mengatur alur pergerakan massa agar kejadian serupa tidak terulang.
Penulis : Yusuf S A
